Agenda pembangunan global yang dikenal dengan nama
Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan tahun 2000 yang lalu akan berakhir tahun ini, tahun 2015. Agenda pembangunan milenium tersebut adalah sebagai berikut:
- Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
- Mencapai pendidikan dasar untuk semua
- Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
- Menurunkan angka kematian anak
- Meningkatkan kesehatan ibu
- Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
- Menjamin kelestarian lingkungan hidup
- Membangun kemitraan global untuk pembangunan
Agenda kesehatan terdapat pada tujuan nomor 4, 5, dan 6. Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut dalam MDGs dan komitmen mencapai indikator-indikatornya, antara lain dengan dibangunnya sekretariat MDGs Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Meskipun belum ada laporan pencapaian akhir MDGs 2015, namun jika diproyeksikan, relatif masih banyak target MDGs yang belum terpenuhi, khususnya bidang kesehatan.
|
Millenium Development Goals |
Pencapaian Goal 4 yaitu menurunkan angka kematian anak, terdapat beberapa indikator yang belum tercapai. Angka Kematian Balita (AKBa) telah turun sebesar 58.8% dari 97 pada tahun 1991 menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Namun masih diperlukan upaya keras untuk dapat mencapai target MDGs 4 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu Angka Kematian Bayi (AKB) turun 52.5% pada kurun waktu yang sama. Seperti pada AKBa, penurunan ini masih perlu upaya keras untuk mencapai target 23 per 1000 kelahiran hidup.
Pencapaian Goal 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu memiliki beberapa indikator yang masih jauh dari target. Berdasarkan survei SDKI, AKI di Indonesia menurun yaitu dari 390 (SDKI 1994) menjadi 228 (SDKI 2007), tetapi kemudian menunjukkan peningkatan menjadi 359 (SDKI 2012). Perlu usaha ekstra keras untuk mencapai target 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya yang tercantum pada Goal 6 terdapat beberapa indikator yang bisa tercapai namun dengan usaha yang cukup keras. Diperkirakan Indonesia memiliki prevalensi HIV dan AIDS sebesar 0,43 pada tahun 2013. Angka prevalensi kejadian penyakit HIV dan AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat akan tetapi angka prevalensi ini masih di bawah 0,5% sesuai dengan angka yang ditargetkan oleh MDGs. Upaya menurunkan angka kejadian malaria berdasarkan A
nnual Parasite Incidende (API) menunjukan kecenderungan yang positif, hal ini dapat dilihat dari penurunan kasus malaria sejak tahun 1990 (API 4,68/1000 penduduk) menurun menjadi 1,38/1000 penduduk pada tahun 2013. Angka penurunan kasus ini sudah mendekati target yaitu 1,00 per 1000 penduduk.
Meskipun banyak target yang belum tercapai, negara-negara di dunia tetap berkomitmen melanjutkan agenda pembangunan global
Milenium Development Goals (MDGs) dalam bentuk agenda pembangunan berkelanjutan yang disebut dengan
Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda pembangunan ini menambahkan tujuan yang lebih luas dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan ekonomi, dan keberlanjutan sosial. Selain itu SDGs menggunakan indikator pencapaian yang lebih tinggi daripada MDGs. Hal ini menjadi tantangan bagi negara-negara maju yang sudah mencapai target MDGs dengan baik serta PR besar untuk negara berkembang dan miskin yang bahkan memiliki beberapa capaian MDGs dibawah indikator yang ditargetkan.
|
Sustainable Development Goals |
Agenda pembangunan berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut:
- Mengakhiri kemiskinan dan segala bentuknya di seluruh negara
- Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan
- Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua pada segala usia
- Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
- Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan
- Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan, air dan sanitasi untuk semua
- Menjamin akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern untuk semua
- Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif, dan berkelanjutan ekonomi, kesempatan kerja pernuh dan produktif serta pekerjaan yang layak untuk semua
- Membangun infrastuktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan mendorong inovasi
- Mengurangi ketimpangan dalam dan di antara negara-negara
- Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan
- Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
- Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
- Melestarikan dan berkelanjutan dalam menggunakansamudera, laut, dan sumber daya kelautan untuk pembanguna berkelanjutan
- Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat, berkelanjutan mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan membalikkan degradasi lahan serta menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
- Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan
- Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
Tujuan terkait bidang kesehatan adalah goal 3, yaitu pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua pada segala usia. Tujuan 3 ini terdiri dari 13 indikator pencapaian, yaitu sebagai berikut:
- Pada tahun 2030, terjadi penurunan rasio kematian ibu yang kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
- Pada tahun 2030, mengakhiri dan mencegah kematian bayi dan balita
- Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, TB, malaria dan penyakit tropis lainnya, memberantas hepatitis, penyakit yang ditularkan dengan perantara air, dan penyakit menular lainnya
- Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, dan mempromosikan kesehatan mental dan kebahagiaan
- Penguatan pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan obat, termasuk penyalahgunaan obat narkotika, dan penggunaan alkohol yang berbahaya
- Pada tahun 2020, pengurangan setengah angka kematian dan luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas
- Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi dalam program nasional dan strategis
- Mencapai pelayanan kesehatan untuk semua (Universal Health Coverage), termasuk proteksi resiko finansial, akses kepada pelayanan kesehatan esensial yang berkualitas, dan akses yang aman, efektif, berkualitas, dan obat-obat esensial dan vaksin yang terjangkau untuk semua
- Pada tahun 2030, pada hakikatnya mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat unsur kimia berbahaya, dan udara, air, dan tanah yang terkena polusi dan kontaminasi
- Penguatan implementasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) pada seluruh negara peserta
- Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular maupun tidak menular terutama pada negara berkembang, menyediakan akses terutama obat esensial dan vaksin, berkenaan dengan Deklarasi Doha yang menegaskan hak negara berkembang menggunakan persyaratan penuh pada persetujuan TRIPS sehubungan dengan mudah disesuaikan untuk melindungi kesehatan masyarakat khususnya menyediakan akses obat untuk semua
- Peningkatan anggaran kesehatan secara substantif, dan merekrut, mengembangkan, melatih, danretention SDM kesehatan di negara berkembang, khusunya LDCs dan SIDS
- Penguatan kapasitas semua negara, khususnya negara berkembang untuk peringatan dini, pengurangan resiko, dan manajemen resiko kesehatan global dan nasional.
Terlihat sekali indikator kesehatan SDGs begitu beragam menjangkau semua permasalahan kesehatan yang sebelumnya tidak ditemukan di MDGs. Indikator tersebut antara lain terkait penyalahgunaan NAPZA, Universal Helath Coverage (UHC) yang di Indonesia dikenal dengan nama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu juga ada pencegahan kematian dan luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas, pengembangan penelitian untuk obat, dll. Indikator lainnya yang menarik adalah dukungan anti tembakau (FCTC) yang sayang sekali bagi negara Indonesia yang tidak ikut menandatangin upaya anti rokok ini. Anyway, bagaimana Indonesia, are you ready for SDGs ?? :)