Rabu, 25 September 2013

Tinutuan, Cita Rasa Manado di Yogyakarta

Tinutuan adalah nama lain dari bubur manado, bubur khas dari sulawesi utara. Tinutuan berarti semrawut atau campur aduk. Kenapa semrawut, karena bubur ini adalah campuran beras, jagung, labu kuning, ubi kuning, melinjo, dan sayur-mayur seperti bayam, kangkung, kemangi, dan daun pepaya yang diaduk jadi satu dan disajikan panas. Bubur ini biasa dimakan bersama ikan asin (jambal/cakalang), sambel mentah, dan tahu goreng. Benar-benar makanan sehat penuh nutrisi.

Walaupun bukan penikmat bubur sejati, namun saya penasaran pengen mencicipi. Baru kali ini saya melihat bubur yang kaya akan rempah asli Indonesia dimakan bersama dengan ikan asin. Saya semakin penasaran karena kata-kata 'rempah' terdengar begitu seksi bagi saya yang merupakan pecinta makanan penuh bumbu rempah.

Akhirnya saya dan partner kuliner mengunjungi tempat makanan Sulawesi yang dikelola langsung oleh orang asli Sulawesi Utara. Namanya tiga putri, berlokasi dekat stadion maguwoharjo. Tempatnya sederhana tidak terlalu besar, tapi bersih dan nyaman. Bubur baru dimasak setelah pembeli memesan makanan, sehingga makanan yang dipesan benar-benar fresh n hot from pants, hehehe. Setelah menunggu beberapa saat, pesanan kami datang, Serbuuuu....

tinutuan alias bubur manado
Rasa buburnya begitu asing bagi saya, anak gadis yang lahir dan tumbuh di Sumatera, biasa makan nasi Padang, HAHAHA. Bumbu rempah seperti merica dan jahe begitu terasa, sementara saya kurang suka dengan merica. Setelah saya campur dengan sambel khas manado dan kecap, ummm it's taste delicious. Sayur perpaduan jagung dan beras ternyata enak juga, ditambah sayur favorit saya, kangkung. Jarang-jarang makanan sesehat ini memiliki cita rasa lezat.

Entah karena emang dasarnya saya tidak pecinta bubur atau memang masih kenyang atau porsinya jumbo, makanan yang enak ini tidak ludes saya makan, sayang sekali, :D. Makan-makan kali ini ditutup dengan minum es pisang ijo, nyaammm nyamm nyuss. Kata penjualnya pisangnya langsung diimpor dari Sulawesi lo. Akhirnya kami pulang dengan mata mengantuk karena kekenyangan :D

Rate: 3,6/5

Minggu, 08 September 2013

Standar DICOM dalam Pertukaran Gambar Digital

Kali ini saya mau berbagi paper kuliah saya mengenai pelaksanaan standardisasi data kesehatan. Pada saat itu dosen saya menyarankan untuk membuat artikel yang masih jarang dibuat di Indonesia namun urgensynya tinggi. Mendengar hal itu saya merasa tertantang untuk menulis. Saya mulai dengan mencari referensi, ternyata alamaakk sangat sulit untuk mencari referensi dalam bahasa persatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Saya tertarik membahas mengenai implementasi standar Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) pada sistem informasi radiologi. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya mencoba menambah referensi mengenai DICOM dalam bahasa indonesia. Sila di download dan Semoga bermanfaat :)