Minggu, 29 Desember 2013

Rempah Asia, Santapan Malaysia di Yogyakarta

Malam ini Yogyakarta terasa tenang dan dingin, bau lembab selepas hujan tadi sore masih terasa. Perut saya jadi lapar. Akhirnya saya dan teman saya memutuskan hunting makanan yang cocok dengan suasana adem ini. Makanan yang panas, berkuah, dan pedas menjadi incaran saya. Mata kami berhenti di Resto Rempah Asia, Jalan Kaliurang (Jakal) km 5, tidak jauh dari kampus UGM. Tempatnya tidak terlalu besar tapi cukup nyaman dan selalu ramai dikunjungi pembeli. Keliatannya menarik, karena saya adalah salah satu pecinta kuliner melayu yang kaya dengan bumbu rempah.
Sampai di sana kami langsung pesan Mie Kari, Mie Hainam, Nugget, dan Lemon Tea. Pesanan kami langsung dimasak oleh juru masak yang berasal dari Malaysia. Selang beberapa waktu makanan telah tersaji di atas meja. Mari Makan!!

resto rempah asia

mie kari (bawah), mie hainam (atas), nugget (kiri)
Mie Kari memiliki porsi jumbo, terdiri dari mie kuning, baso, ayam, telur, sawi hijau, disertai taburan seledri dan bawang goreng di atasnya. Tidak lupa irisan jeruk nipis. Rasanya SLUURRPP enak pake banget!! Bumbu kuah karinya pas dan berasa banget. Sambelnya juga pas. Mak NYoss lah. Setelah itu saya cicipi Mie Hainam. Mie ini khas malaysia dengan ciri khas kuah kental dari tepung jagung yang berwana kecokelatan dan disajikan di atas hot plate. Porsinya cukup banyak terdiri dari mie kuning, sayur sawi hijau, telur ceplok, dan potongan ayam. Rasanya bener-bener kaya bumbu dan ada cita rasa saos tiramnya. Sedikit asin di lidah saya.

Chicken nugget yang kami pesan memiliki tekstur daging yang empuk dan cocok dimakan bersama aneka mie panas ini. Setelah menyeruput habis lemon tea, kami tersadar kalo barusan habis makan kalap. HAHAHA. Overall menu ini cocok dengan lidah saya yang merupakan pecinta bumbu rempah. Walaupun harus merogoh gocek agak banyak, makanan yang tersaji panas ini sukses menghangatkan perut kami yang kedinginan :D

Rate: 4,2/5

Selasa, 03 Desember 2013

Grojogan Sewu, Pesona Air Terjun di Tawangmangu

Akhir pekan ini saya dan teman-teman kampus mau jalan-jalan ke objek wisata alam Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Wisata andalannya adalah air terjun Grojogan Sewu yang jatuh dari ketinggian sekitar 81 meter. Seperti biasanya trip kali ini berdasarkan the power of kepepet. Kami baru merencanakan malam sebelum keberangkatan esok hari (HAHAHA). Dengan berbekal keberanian (karena tidak ada satupun dari kami yang hapal-hapal amat jalan ke sana) akhirnya jam 7 pagi kami ngumpul seperti biasa di kosan saya, sendowo indah. Setelah jemput satu teman yang belum kunjung nongol akhirnya kami meluncur ke Karanganyar. Bismillah..

Logistik bekal makanan kami lumayan banyak (gini deh kalo jalan ajakin saya :p) jadi selama perjalanan yang lebih kurang 4 jam, kami tidak merasa kelaparan. Ditambah playlist musik mobil kami yang ketjeh (playlist pilihan saya sih ya XD). Kami berenam jalan dari Jogja dengan mobil pribadi, kecepatan santai lah, nyampe Solo, kami nambah personil satu orang lagi. Adeknya Linda yang kuliah di Solo dan pastinya hapal jalan ke Tawangmangu. Akhirnya perjalanan kami aman dan selamat berkat adeknya Linda, hihi. Jarum jam sudah menunjukan jam 11.30 WIB.

pintu masuk area wisata tawangmangu
Sesampai di area parkir, kami harus jalan sekitar 15 menit ke area wisata dan bertemu papan dengan tulisan "Selamat Datang di Tawangmangu", YEAY!! Sebelum masuk area, kami memutuskan buat ISHOMA dulu. Menu makan siang kali ini adalah sate kelinci, makanan khas daerah sini. Jujur saya belum pernah makan sate kelinci, saatnya buat mencoba. Di area wisata ini banyak sekali ditemukan tempat penjualan sate kelinci, kami memilih tempat based on feeling saja. Setelah menunggu agak lama, pesanan datang, sate kelinci disiram kuah kacang ditemani lontong ketupat plus kerupuk. Harganya Rp 12.000 saja. Rasanya mirip daging ayam, tapi saya lebih suka daging ayam. Oke selamat saya tidak terlalu menyukai daging binatang lucu ini :D.
sate kelinci
Selesai ishoma, kami langsung cus ke air terjun Grojogan Sewu. Air terjun terletak di lereng Gunung Lawu sekitar 27 km timur Kota Karanganyar, tak heran suasana di sini sangat hijau penuh pepohonan dengan udara yang sejuk cenderung dingin. Beruntung siang ini panas matahari lagi teriknya, jadi tidak terasa dingin. Di area wisata Tawangmangu, tersedia kolam khusus buat berenang dan tempat outbond semacam flying fox. Untuk efisiensi waktu, kami fokus ke tujuan utama: air terjun Grojogan Sewu. Akhirnya terdengar deburan ribuan gemericik air. Sejenak mataku tak berkedip. Waw ini adalah salah satu air terjun terbesar yang pernah saya lihat. Waktunya bermain dan foto-foto..





Lokasi air terjun cukup luas penuh dengan bebatuan yang dilewati oleh air yang bening dan dingin. So fresh!! Latar belakang langit biru, awan putih, bukit, dan pepohonan hijau menyempurnakan keindahan alam ini. Subhanallah.. Debit air terjun relatif besar, sehingga pengunjung tidak boleh terlalu dekat dengan air terjun. Terdapat papan larangan mendekati air terjun yang dipasang di beberapa titik. Bayangkan saja kami yang dari jarak sekitaran 50 meter sudah kuyup karena derasnya hantaman air terjun. Di depan air terjun Grojogan Sewu terdapat sebuah jembatan yang disebut "kretek pegat". Konon jembatan tersebut punya nilai historis dan ada nilai mistisnya. Watever kami tetap bernarsis ria di jembatan sakral ini.

salah satu tanda larangan mendekat ke air terjun
jembatan kretek pegat
Tidak terasa jarum jam sudah melewati angka tiga. Waktunya buat balik kembali ke Yogyakarta tercinta. Ternyata jalan masuk dan jalan keluar area wisata ini berbeda. Ketika masuk cukup santai menuruni beberapa anak tangga, namun untuk menuju jalan keluar kami perlu menaiki 1.250 anak tangga -__-. Well, life must go on pemirsah!! Untung saja pemandangan sekitaran ini sangat natural dan menawan, perjalanan menjadi tidak terlalu terasa berat. Oia saya banyak menemukan monyet atau kera kecil yang lumayan jinak, mau difoto dan diberi makan. Setelah ngos-ngosan dan istirahat dua kali, akhirnya kami sampai di pintu keluar. Olahraga setengah jam yang menyenangkan, HAHAHA *lap keringat*.


Perjalanan 3 jam-an menuju Solo cukup lancar dan mulus, secara ada adeknya Linda :D. Jam 7 malam kami sampai Solo dan mampir beli serabi notosuman, Serabi khas Solo. Tidak afdhol rasanya kalau sudah di Solo tapi belum menyantap kuliner yang satu ini. Kami beli paket satu dos, isinya campur, ada rasa plain dan cokelat, harganya rp 2.000/biji. Selagi hangat, kami langsung menyantap dan langsung ludes. Ghost!! Enak banget!! padahal saya bukan pecinta serabi lo.. tapi serabi yang satu ini wow amazing. Bentuknya tipis, tidak setebal surabi bandung, di tengah-tengahnya ini yang menarik, empuk, ada rasa gurih dari santan dan manis dari susu dan cokelat, lumeerr di mulut...

serabi notosuman
Ternyata perut kami tidak mempan dikasi serabi aja, kami makan malam di pinggir jalanan solo, menunya aneka pecel, pecel ayam, lele, dan bebek, Saya pesan bebek goreng yang rasanya.. hmm ampun deh tidak bisa digigit, rasa karet. HAHAHA. Oke lupakan. Setelah makan, adeknya Linda turun di Solo dan kami melanjutkan perjalanan berenam lagi. Nah karena jalanan Solo ini banyaknya yang satu arah, kami sempat nyasar kemana-mana hingga Boyolali, HAHAHA. Akhirnya setelah menggunakan GPS dan tanya sana sini, perjalanan 1 jam ke Solo bertambah jadi 2 jam-an. Asal bersama kalian, semua perjalanan pasti terasa menyenangkan gais.. :)

TIPS
  1. Sebaiknya berangkat ke tawangmangu dengan orang yang sudah hapal jalan, biar tidak nyasar kemana-mana.
  2. Waktu terbaik mengunjungi air terjun grojogan sewu adalah pagi dan siang hari sebelum petang, saat langit jernih dan belum ada cerita mistisnya. Selain itu bisa lebih puas menikmati wisata lain seperti berenang di kolam dan flying fox.
  3. Pengunjung harus menaiki 1.250 anak tangga menuju pintu keluar area wisata, sehingga disarankan tubuh dalam kondisi fit.
  4. Jangan lupa berdoa :D