Minggu, 08 November 2015

Romantisme Melaka, Kota Tua Penuh Sejarah

Melaka merupakan ibukota dari Negeri Melaka (setingkat provinsi di Indonesia), ditempuh sekitar 4 jam dari Kuala Lumpur, Malaysia. Melaka dikenal dengan nama Melaka Bandaraya Bersejarah, sejak tahun 2008 ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia (World Herritage) oleh UNESCO. Waktu pertama ke Melaka, saya langsung terkesan dengan tata kotanya yang rapi serta sarat nilai histori. Iconnya adalah kompleks wisata gedung merah dengan ciri khas semua gedung kuno peninggalan Negara Inggris yang dicat dengan warna merah. Gedung ini rata-rata adalah museum yang memuat berbagai macam sejarah dan budaya Malaysia khususnya Melaka. Perjalanan kali ini saya tidak mampir ke gedung merah lagi, karena sudah pernah berkunjung pada kunjungan sebelumnya. Saya bagi aja ya foto 3 tahun yang lalu ini XD

Selain terkenal dengan tempat wisata sejarah, Melaka juga dikenal sebagai ‘Medical Tourism’ karena memiliki Rumah Sakit dengan pelayanan Internasional. Cukup banyak warga asing seperti Vietnam, China, dan Indonesia khususnya Sumatera Barat yang memilih berobat di RS Melaka. Sekilas bangunan RS nya seperti hotel, disediakan tempat khusus untuk menginap bagi keluarga yang menemani pasien. Ada paket wisata juga lo bagi keluarga pasien yang ingin keliling Melaka. Semoga bisa menginspirasi RS di Indonesia yang menurut saya sebenarnya tidak kalah kompeten dengan negara tetangga.

Salah satu ciri khas wisata di Melaka adalah becak penuh hiasan bunga dan boneka yang dikayuh abang becak dengan sepeda roda 3. Saat malam hari tampilannya sangat meriah disertai lampu warna-warni dan full musik. Cukup terkesan karena terkadang si abang tukang becak muterin lagu Indonesia such as sakitnya tuh di sini, dll. Secara keseluruhan becak ini saudaraan sama ‘odong-odong’nya  Indonesia. Becak khas Melaka tersedia disepanjang jalan dari gedung merah, dataran pahlawan, hingga kawasan menara taming sari. Yuk kita mulai perjalanan hari ini!!


1. Melaka Zoo & Night Safari

Jam 11 pagi waktu Malaysia, saya dan keluarga tercinta sampai Melaka setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Johor (baca juga kisah perjalanan saya di Johor ya :)). Karena ini wisata keluarga (bareng ponakan imut-imut usia 1 tahun dan 3 tahun), kami memutuskan pagi ini jalan-jalan ke Melaka Zoo & Night Safari di Ayer Keroh. Merupakan kebun binatang kedua terbesar di Malaysia dengan HTM 15 RM per orang. Di sini tersedia lebih dari 200 spesies hewan dari berbagai negara, mulai dari burung, jerapah, berbagai spesies sapi, berang2, dll. Ciri khasnya adalah berbagai satwa yang beraktivitas di malam hari, diantaranya adalah burung hantu, harimau, buaya, singa, serigala, dll (jam buka siang 09.00-18.00, jam buka malam 19.00-22.00).



Perjalanan kami diawali dengan menyaksikan atraksi  sirkus berbagai satwa yang berada pada bagian kanan dari pintu masuk. Karena kebun binatangnya cukup luas, kami menggunakan jasa mobil wisata kebun binatang yang dikendarai guide. Entah mobil atau kereta atau trem lah namanya. Dengan membayar  60 RM per mobil, cukup untuk 8 orang. Jika kita ingin melihat satwa lebih dekat, memberi makan gajah, atau sekedar berfoto-foto, mobil ini bisa berhenti dan parkir di pinggir kandang binatang. Perjalanannya seru banget, si abang guide sekaligus driver sangat menguasai asal-usul dan nama berbagai satwa di Melaka 
Zoo & Night Safari ini.

Setelah lelah pusing-pusing melihat fauna ciptaan Allah SWT, saatnya makan siang, kali ini si Bapak Supir kami, ngajakin makan di Rumah Makan Padang. Di Malaysia tidak sulit mencari orang Minang dan RM Padang, jadi ga ada istilah ga makan kalau jalan-jalan ke Malaysia :D. Seperti biasa naluri coba-coba saya muncul, saya pilih menu yang  sedikit ekstrim, ikan pari. Cicip-cicip kali ini gagal karena saya ga suka rasanya, akhirnya nyempil makan lele goreng pesanan si mamah. Hehehe

2. Melaka Duck Tours

Setelah solat zuhur jamak ashar dan makan siang, perjalanan dilanjutkan ke kawasan Dataran Pahlawan. Cukup banyak wahana wisata menarik di sini, yang pertama saya coba adalah jalan-jalan keliling kota Melaka dengan Mobil Amfhibi alias Duck Cars. Mobil ini dapat digunakan di jalan darat dan jalan laut, merupakan peninggalan Inggris pada masa kolonial. Wisata ini dinamakan Melaka Duck Tours. Harga tiketnya 45 RM untuk turis, dan 38 RM untuk warga negara Malaysia. Sekitar jam 4 an sore, kami mulai perjalanan Melaka Duck Tours. Karena ini tidak sembarang mobil, yang menjadi driver adalah pensiunan angkatan bersenjatanya Malaysia. Selama perjalanan, disertai suara rekaman yang menceritakan tentang sejarah Kota Melaka, dan sejarah Duck Car sendiri. Disampaikan menggunakan tiga bahasa: Melayu, Inggris, dan China/Tiongkok.

Unforgetable moment adalah saat si duck car mau jalan ke laut, meskipun disediakan pelampung darurat, tetap aja takut tenggelam, hahahaha. Pemandangan dari laut tak kalah sedapnya, dari sini saya bisa lihat Melaka dari kejauhan. View paling menarik adalah Mesjid Selat Melaka, merupakan masjid terapung yang bentuknya hampir mirip sama Masjid Amirul Mukminin di Makassar namun dengan ukuran yang lebih besar. Alhamdulillah perjalanan di laut berjalan lancar. Keren banget nih mobil, jadi pengen dibawa pulang, hehe. Setelah puas jalan-jalan di laut yang nyaris tanpa ombak, si mobil kece naik lagi ke darat. Sampai di darat langsung menuju ke tempat khusus yang menyediakan banyak keran air di sisi kanan dan kiri mobil. Keran ini mengeluarkan air yang menyemprot bagian bawah mobil selama beberapa menit. Tujuannya biar ga cepat karatan kali ya karena sering nyemplung ke air laut. Hehehe

Selama perjalanan menuju tempat awal kami naik duck car, indera saya dimanjakan dengan lantunan lagu melayu serta pemandangan Kota Melaka yang rapi dan bersih. Salah satu yang menarik adalah pada sore ini banyak sekali rombongan burung yang terbang di langit Melaka. Seolah tidak takut bercengkrama dengan manusia. Setelah perjalanan sekitar 30 menit, akhirnya kami mendarat di dataran pahlawan. Tempat ngetemnya duck car. Perjalanan saya belum berakhir di sini. Masih kuat membacanya kan? :D




Suasana di tempat wisata ini almost cozy, ada pengamen jalanan yang classy, abang becak, penjual mainan, oleh-oleh, dan makanan. Karena saya pecinta kuliner, mata saya tertuju pada depot yang menyediakan aneka minuman dari kelapa. Banyak sekali minuman yang menggugah selera untuk dicoba. Akhirnya saya memilih coconut shake. Mirip milkshake tapi yang diblender adalah kelapa muda, terus di atasnya dikasih es krim rasa vanilla. Harganya 4 RM satu porsi. Rasanya sedap mantaappp… Saking sedapnya saya beli lagi malam pas mau pulang, hihihi


3. Menara Taming Sari

Waktu menunjukkan jam 17.30 waktu Malaysia. Saatnya mencoba salah satu wahana spektakuler, yaitu menaiki Menara Taming Sari. Menara ini merupakan salah satu icon Melaka dengan tinggi 80 m. terdiri dari satu lantai yang merupakan ruang khusus untuk memandangi Melaka dari ketinggian, bentuknya seperti lingkaran dengan seluruh tembok dan lantai terbuat dari kaca transparan. Setiap 30 menit, ruangan khusus ini turun untuk mengangkut penumpang naik secara perlahan menuju puncak. Ga usah takut karena sudah sangat safety, naik turun doank. Di setiap kursi disediakan teropong untuk melihat pemandangan lebih dekat. Setelah beli tiket dengan harga 20 RM per orang, kami ikut mengantri masuk menara bersama berbagai masyarakat yang kebanyakan wisatawan lokal. Kebetulan saat itu adalah hari libur nasional. Meskipun ramai, tapi antrian berjalan dengan tertib.






Tibalah saatnya menaiki Menara Taming Sari. Selama proses perjalanan sekitar 15 menit, kami ditemani lantunan lagu melayu yang mendayu-dayu. Melayu klasik dengan irama gembira, bukan melayu anak band zaman sekarang dengan lagu-lagu galau lo. Kalau di Indonesia musik ini biasa dipakai untuk mengiringi tari tradisional seperti tari payung, lenggang, dll. Pemandangannya begitu indah, view Melaka dari ketinggian dengan kerlap kerlip lampu malam menambah syahdu suasana. Sangat recommended buat pasangan yang mau bulan madu. Hehehe


Jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 7 malam, saatnya meninggalkan Melaka dan melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur. Sungguh hari yang luar biasa, selain menikmati wahana seru, saya juga dapat belajar mengenai spesies dan sejarah Kota Melaka. Next pengen balik ke sini lagi mencoba wahana wisata yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar