Rabu, 28 Desember 2011

Mari Lindungi Lumba Lumba Si Hewan Cerdas

Lumba lumba di Laut
Melihat lumba lumba melompat dan berkelompok di atas permukaan laut merupakan pemandangan yang mengasyikkan. Kita sering melihat seolah-seolah mereka mengejar kapal-kapal ikan sambil berkejaran dan berlompatan. Perilaku ini adalah usaha mereka untuk mengejar kelompok ikan atau sedang melakukan migrasi ke tempat lain secara berkelompok.

Perilaku ini juga digunakan nelayan sebagai indikator ada kelompok ikan-ikan lain di sekitar daerah tersebut, maka dari itu tak heran lumba lumba ini adalah sahabat para nelayan di perairan. Satwa ini juga banyak dimanfaatkan sebagai satwa atraksi karena kepintaran dia dan kelucuan perilakunya. Lumba lumba yang biasa dibuat atraksi adalah jenis Lumba lumba Hidung Botol (Tursiop Aduncus) dan Pesut (Orcaela Brevirostris).

Dengan volume otak yang besar, lumba-lumba memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik dibandingkan satwa mamalia lainnya. Namun sayang banyak manusia yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk meraup keuntungan ekonomi. Mereka melatih lumba lumba berenang membawa bola dan melompat melewati lingkaran api. Mereka juga melatih lumba lumba menari mengikuti irama musik dan berhitung ringan. Tak sedikit juga pelatih tersebut memaksa lumba lumba mengikuti perintahnya hingga terluka terkena api yang sengaja dinyalakan di lingkaran besi yang dililit kain dan disulut api dan bisa dipastikan air sebagai media berenang.

Pada saat atraksi, air kolamnya bukan dari air laut sebagaimana habitat asli lumba lumba melainkan air tawar yang dicampur garam. Selain itu mereka juga mengalami penyimpangan perilaku alami dari satwa yang biasa mencari makan sendiri di habitatnya menjadi satwa peminta-minta (mengemis) karena lumba-lumba dibiasakan untuk melakukan perintah pelatih terlebih dahulu kalau ingin mendapatkan makanan. Tak heran kalau setiap orang (pelatih maupun pengunjung) menjulurkan tangan ke arah kolam lumba lumba akan muncul karena mereka akan diberi makan.


Bisa dipastikan awal dari perilaku ini lumba lumba diintimidasi sengaja tidak diberi makan beberapa waktu sampai lumba lumba akan melakukan apapun untuk mendapatkan makanan. Hal inilah yang tidak sesuai dengan perilaku alaminya pada waktu di alam. Lumba lumba di alam bisa mencari makan sendiri, mencari pasangannya sendiri, berenang dan melakukan manufer sebagai mana ciri khas mereka bergerombol dengan puluhan lumba-lumba yang lain dengan jarak tempuh yang tidak terbatas di samudera luas.

Dari hasil penelitian mamalia laut di perairan Indonesia terdapat 10 jenis lumba lumba yang hidup di perairan laut. Satwa ini terdapat dari Selat Malaka hingga Laut Banda dan Laut Arafura. Ada juga jenis lumba lumba yang beradaptasi di perairan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur yaitu jenis pesut (Orcaella Brevirostris).

Tapi sayang potensi mamalia laut baik Lumba lumba, duyung, maupun paus telah lama menjadi incaran para pemburu baik masyarakat lokal yang memburu untuk diperjualbelikan maupun tidak menutup kemungkinan kapal-kapal asing yang sengaja memburu di sekitar perairan Indonesia. Hal ini jelas-jelas ilegal karena secara hukum semua jenis lumba lumba (Orcaella Sp) dilindungi yakni status perlindungan satwa ini adalah dilindungi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Perlu peran aktif pemerintah dalam mensosialisasikan perlindungan lumba lumba dan tindakan tegas terhadap penangkapan serta penyiksaan satwa ini. Selain itu kesadaran akan pentingnya perlindungan satwa khususnya Lumba lumba perlu ditingkatkan sehingga spesies ini dapat lestari dan hidup dengan tenang. Salah satu tindakan nyata adalah membuat wilayah laut untuk konservasi Lumba lumba. Lokasi ini bisa dikunjungi wisatawan yang ingin melihat Lumba lumba berenang riang dengan bebas di samudera. Hal ini lebih baik daripada menyaksikan atraksi Lumba lumba di kolam buatan bukan?

1 komentar: