Minggu, 31 Maret 2013

One Day Tour Yogyakarta: Malioboro, Mirota Batik, dan Rumah Pohon

Masih dalam rangka tour mama dan kakak di Jogja, pada hari ini adalah shopping day nya buat mama dan kakak. Pada pagi hari saya ajakin ke pasar bringharjo, trus belanja batik ekskusif di mirota batik. Selain mengandalkan batik yang berkualitas, di sini juga jual accesoris seperti kalung, gelang, anting, dan cincin kerajinan khas Jogja. Sambil menunggu mama dan kakak belanja, saya foto-foto dulu deh di tempat belanja unik ini.


Mirota batik memiliki ciri khas desain bangunan jogja tempo dulu. Terdiri dari tiga lantai: lantai satu menjual batik dan aneka minuman traditional, lantai dua menjual aksesoris khas jogja, dan lantai tiga merupakan cafĂ©. Pada hari sabtu dan minggu, lantai 3 digunakan sebagai tempat cabaret show. Di pintu masuk terdapat kereta kencana besar, pas masuk toko ada beberapa patung orang berpakaian jawa. Di dekat ruang ganti pakaian, sengaja dibakar dupa khas jawa. Hal menarik adalah ada atraksi ibu-ibu yang sedang membatik di tengah-tengah ruangan lantai satu. Lumayan menghibur, selingan sambil berbelanja.


Puas belanja, saya ajakin mama dan kakak makan siang di Rumah Pohon. Yup resto khas Jogja yang menyediakan tempat makan yang tinggi dan bertingkat-tingkat di antara pohon yang gede. Di lantai paling atas kita bisa foto-foto, melihat gunung merapi, dan menikmati jogja dari ketinggian. Kali ini kami pesan nasi goreng dan sup buntut. Rasanya biasa aja sih menurut saya, dengan harga yang relatif mahal. Namun pelayanannya patut diacungi jempol. Si mas-mas sangat ikhlas melayani permintaan kami buat foto-foto. Tempat unik dengan pelayanannya yang sangat friendly.


Tips:
  1. Sebaiknya belanja di mirota batik tidak pada akhir minggu karena ruame banget
  2. Waktu terbaik ke rumah pohon sebelum jam 4 sore karena lewat jam itu, lantai atas tempat melihat panorama gunung merapi sudah ditutup

Sabtu, 30 Maret 2013

One Day Tour Yogyakarta: dari Candi Borobudur hingga Pantai Parangtritis

Minggu ini saya senang banget, mama dan kakak saya datang berkunjung ke Yogyakarta, Welcome to Jogja Darlings :*. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan buat quality time bersama mereka. Saya sudah bikin itinerary wisata yang wajib kami kunjungi, ga lucu kan udah jalan jauh-jauh ke kota wisata tapi tidak ngapa-ngapain. Sayang dua hari pertama saya tidak bisa maksimal mendampingi mama dan kakak karena masih ada kuliah. Nah pas hari ketiga dan keempat jadwal kuliah free jadi bisa full day tour with momma and sista.

Pada pagi hari, setelah sarapan lotek favorit saya di dekat kampus, kami cuss ke candi Borobudur, salah satu warisan budaya dunia yang sudah diakui UNESCO. Candi ini adalah candi buddha terbesar di dunia yang sekilas mirip piramida, mengerucut ke atas. Dibangun pada abad ke 9 tahun 824, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Kawasan Borobudur memiliki luas 123 meter persegi dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. Bangunan ini penuh dengan ukiran batu dan relief-relief sarat nilai historis.


HTM ke kawasan Borobudur untuk wisata lokal Rp 35.000/orang. Seperti biasa selama di lingkungan candi Borobudur, kami harus mengenakan sarung batik yang sudah disediakan pihak wisata. Kami pun mulai menjelajahi candi mulai dengan naik kereta wisata mengelilingi halaman lingkungan candi Borobudur. Sangat asri dan tertata dengan baik. Ternyata di kawasan ini ada penangkaran gajah juga lo. Naik kerata wisata ini hanya Rp 5.000/orang per putaran.

Setelah puas naik kereta wisata, kami mulai menaiki dan menjelajahi Candi Borobudur hingga ke puncaknya. YEAY mama hebat deh, kuat menaiki candi sampai puncak. Di sini kami sempat berbincang sama security disana, kata mas-mas nya, sekarang sudah dilarang buat manjat dan duduk di dekat stupa. Hal ini bertujuan untuk menjaga keawetan stupa tersebut. Oia, jangan lewatkan untuk berfoto di taman rumput sebelum sampai di candi Borobudur ya, beautiful!! Setelah puas foto-foto, kami turun melewati pintu Selatan. Waktunya melanjutkan perjalanan.



Setelah makan siang di resto ikan bakar, kami menuju pantai parangtritis, pantainya nyi roro kidul. Waktu tempuh sekitar 2 jam. Jam 4 sore kami nyampe sini dan langsung naik bendi yang ditarik oleh seekor kuda. Keren juga si kuda tidak takut air dan ombak gede. Kami diajak menyusuri pantai parangtritis dan berhenti di tempat yang banyak batu karangnya. Cukup sepi dan bagus buat foto-foto. Si Bapak supir bendi tau aja kalau kami suka foto-foto. Cheerss… Tak lama, semburat cahaya kemerahan Nampak dari balik awan. Ya, sang surya mulai tenggelam!! Konon sunset di parangtritis adalah salah satu yang terbaik di Jogja. Tidak salah memang, pemandangannya sungguh menawan.




Setelah menikmati indahnya sunset dan sensasi deburan ombak di Parangtritis, kami kembali pulang ke Jogja. Malam hari ini setelah mandi dan bersih-bersih, ternyata cape belum menghampiri. Akhirnya saya ajakin mama, kakak, dan teman-teman kosan buat makan keluar sekalian rayain ultah kakak saya hari ini. Yihiii Happy Birthday Sista \(^,^)/.. Kami makan di Restoran Pendopo Ndalem, masih di kawasan Keraton Jogja. Resto ini unik karena menyajikan makanan jajanan jalanan khas Jogja dalam tempat yang eksklusif. Harganya lebih mahal dari tempat lain, namun suasana Jogjanya benar-benar dapet.



Well hari ini bahagia luar biasa!! kalian  musti cobain ya..:)

Tips:
  1. Jangan lupa bawa topi, payung, atau pelindung kulit dan kepala, karena cuaca di Borobudur sering panas
  2. Sebaiknya tidak datang pada hari waisak, karena biasanya ada acara rohani di Borobudur, jadi tidak bisa menjelajahi candi
  3. Jika mau jalan-jalan sembari menambah pengetahuan sejarah Borobudur, sebaiknya menggunakan jasa tour guide yang sudah tersedia atau googling di internet dulu kalau mau hemat
  4. Jaga stamina anda, karena bakal melakukan perjalanan panjang dari pintu masuk menuju pintu keluar Borobudur yang harus melewati pasar pusat oleh-oleh yang lumayan panjang.


Selasa, 05 Maret 2013

The Uniquely of The House of Raminten..

Siang menjelang sore ini saya pengen makan-makan di House of Raminten. Tempat makan dengan suasana tradisional khas jogja yang sangat kental, mulai dari dekorasi, properti, dan menunya. Menurut saya suasananya mistis gitu karena ada bau-bau dupa yang sengaja dibakar. Di pintu masuk ada Kereta Kencana megah yang sepertinya udah berumur puluhan atau ratusan tahun lalu. Tempatnya lumayan nyaman untuk nongkrong lama-lama di siang dan sore hari. Tapi kalau malam saya merasa parno dan horror sendiri, hehe.



Pertama masuk, kita langsung disambut pelayan dengan kostum jawa, yang cowo pakai sejenis rompi, dan yang cewe pake sejenis kemben khas jowo. Bau kemenyan langsung merasuk hidung, soalnya emang sengaja dibakar di dekat entrance. Oia kali ini saya mengunjungi House of raminten di daerah Kotabaru, Yogyakarta. Ada dua lantai, dan bisa milih mau lesehan atau pake kursi dan meja makan. Kali ini saya dan teman-teman milih lesehan di lantai dua. Dari sini mata kami langsung bisa memandangi jalanan depan.

Menu pesanan saya kali ini adalah ayam koteka, nasi putih, dan es krim bakar. Menu di sini emang terkenal dengan nama dan tampilan yang unik-unik. Makanya saya selalu penasaran pengen coba, hehe. Sambil menunggu pesanan, saya ke toilet sebentar. Seperti yang saya duga, toiletnya unik juga, mulai dari pintu hingga property, seperti gayung yang terbuat dari batok kelapa. Yang bikin saya tidak pernah lupa adalah di seberang toilet tampak seekor kuda yang dikandangin. Kudanya terlihat bersih macho tinggi warna cokelat. Huhu saya tidak berani komentar macam-macam.

Oke pesanan saya datang, ada ayam koteka dan es krim bakar. Tampilan ayam kotekanya bener-bener unik, ayam yang sudah ditumbuk kasar dicampur telor, kemudian dimasukkan dalam bilah bambu kecil terus dimasak. Sekilas mirip koteka sih, hihi. Rasanya unik, lumayan enak dan ludes saya makan sama nasi putih (dasar rakus, HAHAHA). Selanjutnya saya coba es krim bakar, apanya yang dibakar ya? Ooo ternyata yang dibakar adalah roti lapisan terbawah es krim. Jadi es krim ini terdiri dari roti bakar yang dikasi es krim diatasnya, ada rasa cokelat dan stroberi. Kemudian dikasi roti lagi, kacang merah, sirup, susu kental manis, dan parutan keju. Harus segera diabisin soalnya es krim yang satu ini cepat meleleh.



Setelah nongki beberapa saat dan foto-foto, akhirnya kami pulang dengan perut kenyang dan next saya bakal ke tempat unik lagi deh kapan-kapan. Hehe. Wajib dicoba buat yang lagi travelling ke Jogja, soalnya di sana juga jual makanan khas jogja seperti nasi gudeg, sego kucing, dan wedang. Di pintu masuk juga dijual bakpia raminten. Uniknya bakpia ini karena ukurannya yang unyil, setengah kali lebih kecil dari bakpia kebanyakan.

Rate:
The House of Raminten : 4/5
Ayam koteka : 3,6/5
Es krim bakar : 3,6/5