Kali ini saya mau bahas mengenai kuliner bebek. Saya tertarik karena tidak semua orang yang suka makan bebek, khususnya keluarga saya. Padahal bebek memiliki nilai gizi yang tinggi. Kualitas telurnya sangat bagus. Dagingnya lembut karena mengandung banyak lemak. Ups jangan buru-buru kuatir karena lemaknya tidak separah lemak pada minyak goreng maupun jeroan. Menurut National Nutrition Database Department of Agriculture US, lemak jenuh dalam daging bebek sebanyak 33%, lemak tak jenuh mencapai 62%, sementara lemak tunggal asam linoleat sebanyak 40% (Conis, 2011). Komposisi ini tidak berlebihan dan baik untuk mencukupi kebutuhan lemak sehari-hari.
Selain kaya lemak, bebek memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu 21,4 gram protein dari 100 gram berat total. Kandungan ini lebih tinggi daripada protein yang dimiliki ayam (Srigandono, 1997). Daging bebek juga kaya akan vitamin dan mineral, sehingga memiliki banyak manfaat. Beberapa diantaranya adalah: menjaga kerja otot dan tekanan darah, mencegah anemia, anti oksidan, dan membantu kerja sistem metabolisme tubuh. Buat para wanita bisa mempercantik kulit tubuh dan wajah. Buat para pria, makan bebek dapat menambah vitalitas lo, hehe.
Pada suatu siang ketika masih stay di Jogja, teman saya mengajak makan bebek. Namun karena keluarga saya tidak doyan bebek (baca: Mama) jadi nyaris tidak pernah ada menu bebek yang mampir di meja makan. Haha, selama ini doktrin dalam pikiran saya bebek itu amis, ga enak, ga banget gitu deh. Teman saya pantang menyerah juga, mereka bilang kalau ini adalah salah satu santapan bebek terenak di Jogja. Hemm saya jadi penasaran. Akhirnya kami meluncur ke TKP.
Namanya ‘Bebek Goreng H. Slamet’. Lokasi udah banyak dimana-mana, namun kali ini saya makan di Jl.Affandi, Gejayan. Bukanya dari jam 9 pagi sampai malam. Namun biasanya sore udah tutup karena sudah habis. WOW! Tempatnya lumayan nyaman, disain minimalis, dua lantai, ada kursi dan lesehan. Sangat cocok buat keluarga. Setelah menunggu tidak terlalu lama, pesanan datang. Bebek goreng yang sudah dipotong-potong untuk satu porsi lengkap dengan sambel bawang dan lalapan. Waktunya mencoba.. HAPP..
Bebek Goreng H.Slamet |
Ternyata daging Bebek emang enak ya, lembut, bumbunya juga nikmat, ketika dicocol dengan sambel mentah, nyammmm… surge dunia. Hahaha. Sangat pas dinikmati dengan nasi pulen yang panas. Sejak saat itu saya tidak parno lagi sama yang namanya bebek. Walaupun harganya relatif lebih mahal daripada ayam goreng, sekitar Rp 16.000 untuk satu porsi, tapi menawarkan cita rasa yang berbeda, dagingnya lebih legit dan empuk. Ternyata lagi, tidak semua masakan bebek yang enak. Saya pernah mencoba bebek dengan rasa amburadul, tepatnya dipinggir jalanan Solo. Dagingnya nyaris ga bisa digigit, seperti menggigit karet deh. Ampuunn…
Pengalaman tersebut tidak membuat saya trauma-trauma amat sih. Kalau dimasak dengan teknik dan bumbu yang tepat, daging bebek akan terasa sangat nikmat. Setelah stay lagi di Ranah Minang Sumatera Barat, saya jadi penasaran pengen coba bebek olahan urang awak. Olahan bebek yang sangat popular adalah 'Itiak lado ijau' khas Bukittinggi. Itiak lado ijau artinya adalah bebek sambel lombok ijo. Bebek goreng yang dilumuri dengan sambel hijau yang sudah penuh bumbu khas Minang.
Itiak lado ijau |
Akhirnya saya dapat kesempatan mencicipi Itiak Lado Ijau di Bukittinggi, tepatnya di RM Itiak Lado Ijau dekat Ngarai Sianok. Tempatnya cukup bagus dengan view pemandangan Ngarai Sianok yang sangat indah. Hawa Bukittingi yang dingin membuat perut semakin lapar. Setelah pesanan datang, Kami langsung makan HAP HAP! Subhanallah,bangga deh jadi anak Minang, HAHAHA, bumbunya enak banget, daging bebeknya juga empuk, pas sekali dimakan dengan nasi dari bareh solok. :D Walaupun begitu harga menu bebek disini emang lebih mahal ketimbang di Jogja, sekitar Rp 30.000 untuk satu porsi, tak mengapa karena potongan dagingnya yang cukup besar dan rasanya yang Mak Nyoss.
Sebenernya saya masih penasaran buat mencoba satu lagi kuliner bebek yang sangat terkenal, baik di Indonesia maupun Dunia, Yupp Bebek Peking!! Kapan-kapan saya akan review di sini. :D
Rate:Bebek Goreng H.Slamet : 4/5
Itiak Lado Ijau Ngarai Sianok : 4/5
Reference:
Conis, Elena. 2011. Pour on the Duck Fat, in Moderation. Los Angeles Times: Los Angeles. http://articles.latimes.com/2011/mar/27/health/la-he-nutrition-duck-fat-20110320
Srigandono, B. 1996. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Conis, Elena. 2011. Pour on the Duck Fat, in Moderation. Los Angeles Times: Los Angeles. http://articles.latimes.com/2011/mar/27/health/la-he-nutrition-duck-fat-20110320
Srigandono, B. 1996. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar