Minggu, 29 Desember 2013

Rempah Asia, Santapan Malaysia di Yogyakarta

Malam ini Yogyakarta terasa tenang dan dingin, bau lembab selepas hujan tadi sore masih terasa. Perut saya jadi lapar. Akhirnya saya dan teman saya memutuskan hunting makanan yang cocok dengan suasana adem ini. Makanan yang panas, berkuah, dan pedas menjadi incaran saya. Mata kami berhenti di Resto Rempah Asia, Jalan Kaliurang (Jakal) km 5, tidak jauh dari kampus UGM. Tempatnya tidak terlalu besar tapi cukup nyaman dan selalu ramai dikunjungi pembeli. Keliatannya menarik, karena saya adalah salah satu pecinta kuliner melayu yang kaya dengan bumbu rempah.
Sampai di sana kami langsung pesan Mie Kari, Mie Hainam, Nugget, dan Lemon Tea. Pesanan kami langsung dimasak oleh juru masak yang berasal dari Malaysia. Selang beberapa waktu makanan telah tersaji di atas meja. Mari Makan!!

resto rempah asia

mie kari (bawah), mie hainam (atas), nugget (kiri)
Mie Kari memiliki porsi jumbo, terdiri dari mie kuning, baso, ayam, telur, sawi hijau, disertai taburan seledri dan bawang goreng di atasnya. Tidak lupa irisan jeruk nipis. Rasanya SLUURRPP enak pake banget!! Bumbu kuah karinya pas dan berasa banget. Sambelnya juga pas. Mak NYoss lah. Setelah itu saya cicipi Mie Hainam. Mie ini khas malaysia dengan ciri khas kuah kental dari tepung jagung yang berwana kecokelatan dan disajikan di atas hot plate. Porsinya cukup banyak terdiri dari mie kuning, sayur sawi hijau, telur ceplok, dan potongan ayam. Rasanya bener-bener kaya bumbu dan ada cita rasa saos tiramnya. Sedikit asin di lidah saya.

Chicken nugget yang kami pesan memiliki tekstur daging yang empuk dan cocok dimakan bersama aneka mie panas ini. Setelah menyeruput habis lemon tea, kami tersadar kalo barusan habis makan kalap. HAHAHA. Overall menu ini cocok dengan lidah saya yang merupakan pecinta bumbu rempah. Walaupun harus merogoh gocek agak banyak, makanan yang tersaji panas ini sukses menghangatkan perut kami yang kedinginan :D

Rate: 4,2/5

Selasa, 03 Desember 2013

Grojogan Sewu, Pesona Air Terjun di Tawangmangu

Akhir pekan ini saya dan teman-teman kampus mau jalan-jalan ke objek wisata alam Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Wisata andalannya adalah air terjun Grojogan Sewu yang jatuh dari ketinggian sekitar 81 meter. Seperti biasanya trip kali ini berdasarkan the power of kepepet. Kami baru merencanakan malam sebelum keberangkatan esok hari (HAHAHA). Dengan berbekal keberanian (karena tidak ada satupun dari kami yang hapal-hapal amat jalan ke sana) akhirnya jam 7 pagi kami ngumpul seperti biasa di kosan saya, sendowo indah. Setelah jemput satu teman yang belum kunjung nongol akhirnya kami meluncur ke Karanganyar. Bismillah..

Logistik bekal makanan kami lumayan banyak (gini deh kalo jalan ajakin saya :p) jadi selama perjalanan yang lebih kurang 4 jam, kami tidak merasa kelaparan. Ditambah playlist musik mobil kami yang ketjeh (playlist pilihan saya sih ya XD). Kami berenam jalan dari Jogja dengan mobil pribadi, kecepatan santai lah, nyampe Solo, kami nambah personil satu orang lagi. Adeknya Linda yang kuliah di Solo dan pastinya hapal jalan ke Tawangmangu. Akhirnya perjalanan kami aman dan selamat berkat adeknya Linda, hihi. Jarum jam sudah menunjukan jam 11.30 WIB.

pintu masuk area wisata tawangmangu
Sesampai di area parkir, kami harus jalan sekitar 15 menit ke area wisata dan bertemu papan dengan tulisan "Selamat Datang di Tawangmangu", YEAY!! Sebelum masuk area, kami memutuskan buat ISHOMA dulu. Menu makan siang kali ini adalah sate kelinci, makanan khas daerah sini. Jujur saya belum pernah makan sate kelinci, saatnya buat mencoba. Di area wisata ini banyak sekali ditemukan tempat penjualan sate kelinci, kami memilih tempat based on feeling saja. Setelah menunggu agak lama, pesanan datang, sate kelinci disiram kuah kacang ditemani lontong ketupat plus kerupuk. Harganya Rp 12.000 saja. Rasanya mirip daging ayam, tapi saya lebih suka daging ayam. Oke selamat saya tidak terlalu menyukai daging binatang lucu ini :D.
sate kelinci
Selesai ishoma, kami langsung cus ke air terjun Grojogan Sewu. Air terjun terletak di lereng Gunung Lawu sekitar 27 km timur Kota Karanganyar, tak heran suasana di sini sangat hijau penuh pepohonan dengan udara yang sejuk cenderung dingin. Beruntung siang ini panas matahari lagi teriknya, jadi tidak terasa dingin. Di area wisata Tawangmangu, tersedia kolam khusus buat berenang dan tempat outbond semacam flying fox. Untuk efisiensi waktu, kami fokus ke tujuan utama: air terjun Grojogan Sewu. Akhirnya terdengar deburan ribuan gemericik air. Sejenak mataku tak berkedip. Waw ini adalah salah satu air terjun terbesar yang pernah saya lihat. Waktunya bermain dan foto-foto..





Lokasi air terjun cukup luas penuh dengan bebatuan yang dilewati oleh air yang bening dan dingin. So fresh!! Latar belakang langit biru, awan putih, bukit, dan pepohonan hijau menyempurnakan keindahan alam ini. Subhanallah.. Debit air terjun relatif besar, sehingga pengunjung tidak boleh terlalu dekat dengan air terjun. Terdapat papan larangan mendekati air terjun yang dipasang di beberapa titik. Bayangkan saja kami yang dari jarak sekitaran 50 meter sudah kuyup karena derasnya hantaman air terjun. Di depan air terjun Grojogan Sewu terdapat sebuah jembatan yang disebut "kretek pegat". Konon jembatan tersebut punya nilai historis dan ada nilai mistisnya. Watever kami tetap bernarsis ria di jembatan sakral ini.

salah satu tanda larangan mendekat ke air terjun
jembatan kretek pegat
Tidak terasa jarum jam sudah melewati angka tiga. Waktunya buat balik kembali ke Yogyakarta tercinta. Ternyata jalan masuk dan jalan keluar area wisata ini berbeda. Ketika masuk cukup santai menuruni beberapa anak tangga, namun untuk menuju jalan keluar kami perlu menaiki 1.250 anak tangga -__-. Well, life must go on pemirsah!! Untung saja pemandangan sekitaran ini sangat natural dan menawan, perjalanan menjadi tidak terlalu terasa berat. Oia saya banyak menemukan monyet atau kera kecil yang lumayan jinak, mau difoto dan diberi makan. Setelah ngos-ngosan dan istirahat dua kali, akhirnya kami sampai di pintu keluar. Olahraga setengah jam yang menyenangkan, HAHAHA *lap keringat*.


Perjalanan 3 jam-an menuju Solo cukup lancar dan mulus, secara ada adeknya Linda :D. Jam 7 malam kami sampai Solo dan mampir beli serabi notosuman, Serabi khas Solo. Tidak afdhol rasanya kalau sudah di Solo tapi belum menyantap kuliner yang satu ini. Kami beli paket satu dos, isinya campur, ada rasa plain dan cokelat, harganya rp 2.000/biji. Selagi hangat, kami langsung menyantap dan langsung ludes. Ghost!! Enak banget!! padahal saya bukan pecinta serabi lo.. tapi serabi yang satu ini wow amazing. Bentuknya tipis, tidak setebal surabi bandung, di tengah-tengahnya ini yang menarik, empuk, ada rasa gurih dari santan dan manis dari susu dan cokelat, lumeerr di mulut...

serabi notosuman
Ternyata perut kami tidak mempan dikasi serabi aja, kami makan malam di pinggir jalanan solo, menunya aneka pecel, pecel ayam, lele, dan bebek, Saya pesan bebek goreng yang rasanya.. hmm ampun deh tidak bisa digigit, rasa karet. HAHAHA. Oke lupakan. Setelah makan, adeknya Linda turun di Solo dan kami melanjutkan perjalanan berenam lagi. Nah karena jalanan Solo ini banyaknya yang satu arah, kami sempat nyasar kemana-mana hingga Boyolali, HAHAHA. Akhirnya setelah menggunakan GPS dan tanya sana sini, perjalanan 1 jam ke Solo bertambah jadi 2 jam-an. Asal bersama kalian, semua perjalanan pasti terasa menyenangkan gais.. :)

TIPS
  1. Sebaiknya berangkat ke tawangmangu dengan orang yang sudah hapal jalan, biar tidak nyasar kemana-mana.
  2. Waktu terbaik mengunjungi air terjun grojogan sewu adalah pagi dan siang hari sebelum petang, saat langit jernih dan belum ada cerita mistisnya. Selain itu bisa lebih puas menikmati wisata lain seperti berenang di kolam dan flying fox.
  3. Pengunjung harus menaiki 1.250 anak tangga menuju pintu keluar area wisata, sehingga disarankan tubuh dalam kondisi fit.
  4. Jangan lupa berdoa :D

Rabu, 25 September 2013

Tinutuan, Cita Rasa Manado di Yogyakarta

Tinutuan adalah nama lain dari bubur manado, bubur khas dari sulawesi utara. Tinutuan berarti semrawut atau campur aduk. Kenapa semrawut, karena bubur ini adalah campuran beras, jagung, labu kuning, ubi kuning, melinjo, dan sayur-mayur seperti bayam, kangkung, kemangi, dan daun pepaya yang diaduk jadi satu dan disajikan panas. Bubur ini biasa dimakan bersama ikan asin (jambal/cakalang), sambel mentah, dan tahu goreng. Benar-benar makanan sehat penuh nutrisi.

Walaupun bukan penikmat bubur sejati, namun saya penasaran pengen mencicipi. Baru kali ini saya melihat bubur yang kaya akan rempah asli Indonesia dimakan bersama dengan ikan asin. Saya semakin penasaran karena kata-kata 'rempah' terdengar begitu seksi bagi saya yang merupakan pecinta makanan penuh bumbu rempah.

Akhirnya saya dan partner kuliner mengunjungi tempat makanan Sulawesi yang dikelola langsung oleh orang asli Sulawesi Utara. Namanya tiga putri, berlokasi dekat stadion maguwoharjo. Tempatnya sederhana tidak terlalu besar, tapi bersih dan nyaman. Bubur baru dimasak setelah pembeli memesan makanan, sehingga makanan yang dipesan benar-benar fresh n hot from pants, hehehe. Setelah menunggu beberapa saat, pesanan kami datang, Serbuuuu....

tinutuan alias bubur manado
Rasa buburnya begitu asing bagi saya, anak gadis yang lahir dan tumbuh di Sumatera, biasa makan nasi Padang, HAHAHA. Bumbu rempah seperti merica dan jahe begitu terasa, sementara saya kurang suka dengan merica. Setelah saya campur dengan sambel khas manado dan kecap, ummm it's taste delicious. Sayur perpaduan jagung dan beras ternyata enak juga, ditambah sayur favorit saya, kangkung. Jarang-jarang makanan sesehat ini memiliki cita rasa lezat.

Entah karena emang dasarnya saya tidak pecinta bubur atau memang masih kenyang atau porsinya jumbo, makanan yang enak ini tidak ludes saya makan, sayang sekali, :D. Makan-makan kali ini ditutup dengan minum es pisang ijo, nyaammm nyamm nyuss. Kata penjualnya pisangnya langsung diimpor dari Sulawesi lo. Akhirnya kami pulang dengan mata mengantuk karena kekenyangan :D

Rate: 3,6/5

Minggu, 08 September 2013

Standar DICOM dalam Pertukaran Gambar Digital

Kali ini saya mau berbagi paper kuliah saya mengenai pelaksanaan standardisasi data kesehatan. Pada saat itu dosen saya menyarankan untuk membuat artikel yang masih jarang dibuat di Indonesia namun urgensynya tinggi. Mendengar hal itu saya merasa tertantang untuk menulis. Saya mulai dengan mencari referensi, ternyata alamaakk sangat sulit untuk mencari referensi dalam bahasa persatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Saya tertarik membahas mengenai implementasi standar Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) pada sistem informasi radiologi. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya mencoba menambah referensi mengenai DICOM dalam bahasa indonesia. Sila di download dan Semoga bermanfaat :)

Sabtu, 06 Juli 2013

Iko Gantinyo, Es Durian Khas Padang yang Menggoyang Lidah

Liburan semester kali ini saya isi dengan pulang kampung ke ranah minang. Liburannya cukup lama, hampir tiga bulan, sudah termasuk bulan ramadhan dan idul fitri di sini. Love you pull my campus:* Siang ini seperti biasanya Padang terasa sangat panas, memaksa saya untuk mencari yang seger-seger. Pikiran langsung tertuju pada salah satu tempat nongki favorit ketika masih kuliah di Kota Padang dulu, yaitu Es Durian Iko Gantinyo. Tempatnya di Jl, Pulau Karam, Pondok. Di sana banyak ditemukan penjual es durian, tapi saya sudah terbiasa menikmatinya di tempat langganan ini. Jadi tidak pernah berpaling ke yang lain.

es durian iko gantinyo
Es Durian Iko Gantinyo memiliki tempat yang nyaman dengan desain modern minimalis sehingga pengunjung betah berlama-lama di sini. Menu yang ditawarkan tidak hanya es durian, tapi juga ada es krim, sate padang, mpek-mpek palembang, dan gado-gado. Kali ini saya memesan menu favorit saya, yaitu sate padang, kemudian gado-gado, es durian, dan es krim banana split. Jangan kaget dulu ya, karena menu sebanyak ini tidak saya habiskan sendiri, tapi berdua dengan partner kuliner saya XD.

Tidak lama pesanan kami datang. Makanan langsung kami lahap hap happ. Rasa satenya tidak berubah dari dulunya, tetap penuh bumbu nikmat dengan daging sapi sate yang empuk. kuahnya kental berwarna kuning ditaburi bawang goreng diatasnya. Begitu pula gado-gado dengan bumbu kacang yang menggoda. Es Durian yang merupakan menu andalan tempat ini tetap memperlihatkan pesonanya; segar, manis, dan nikmat. Terdiri dari cincau, tebak, sirup, agar-agar, es serut yang disiram kuah durian asli dan susu kental manis. Es krim banana splitnya juga recommended.

es durian
es krim banana split

sate padang (kiri), gado-gado (kanan)
Finally menu siang ini sukses memanjakan lidah saya. Sate Padang dan Gado-Gado dengan cita rasa yang khas dan berkelas sangat cocok dipadankan dengan es durian dan banana split yang segar. Es durian ini memang paling pas dinikmati pada siang hari di Kota Padang cukup panas terik. Kuliner Padang emang tidak ada matinya. Dahaga hilang, perut kenyang XD.

Rate: 4/5

Sabtu, 01 Juni 2013

Perjalanan Sederhana Menuju Tanjung Mutiara

Mumpung masih liburan, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan buat jalan-jalan di ranah minang. Weekend kali ini, saya dan orang-orang tersayang mau menaiki kereta api wisata rute Kota Solok – Tanjung Mutiara. Rute ini cuma ada di hari sabtu dan minggu. Jadwal keberangkatan dari Solok adalah jam 8.30, sementara jadwal pulang dari Tanjung Mutiara – Solok adalah jam 14.00 WIB. Karena planning mendadak, jam 8.30 kami baru nyampe stasiun dan langsung buru-buru naik gerbong yang kosong. Kali ini kami beli kelas ekonomi dengan hari Rp 10.000 per penumpang.

Kereta api wisata yang kami naiki tampak relatif tua, kursinya berhadap-hadapan dan cukup empuk, tanpa AC cukup angin sepoi-sepoi. Sepanjang perjalanan di Kereta Api, mata kami disuguhi pemandangan yang indah, hamparan Danau Singkarak yang masih alami. Sekitar jam 11 siang kami sampai stasiun dengan selamat. Perut jadi laper. Kami langsung menuju ke lokasi tujuan kami, warung makan! Kebetulan kami punya tempat makan favorit, khasnya adalah katupek gulai dan pangek ikan sasau. Lokasinya pas disamping stasiun. Beruntung makanan di sana belum habis, kami langsung menyerbu sajian di meja.

Katupek gulai adalah ketupat yang disiram kuah gulai santan yang kental dan penuh bumbu rempah khas minang, isinya ada daging sapi, sayur nangka, dan rebong. Rasanya mirip kuah kari. Pedas Mantap. Kuliner lain yang juga favorit saya adalah pangek ikan sasau. Makanan ini adalah olahan Ikan Sasau (Ikan air tawar) yang direbus dengan air tanpa santan yang mirip kuah tom yam, namun kuahnya lebih kental dan pedas. Bumbunya juga sedikit berbeda. Sehat, segerrrr, dan pedess.. ;9

Pangek ikan sasau

Katupek gulai
Setelah memanjakan perut, kami foto-foto sebentar di stasiun. Sekitar 500 m dari sini, kita bisa menikmati pesona Danau Singkarak yang kalem. Cukup jalan kaki karena deket banget. Sepanjang perjalanan menuju danau, mata dimanjakan dengan langit biru yang membawahi rumah penduduk lokal dan hamparan sawah yang menghijau. Waktunya pose till drop! :D



Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, waktunya kami beli tiket pulang. Kali ini dapet kelas eksekutif, harganya Rp 20.000 per orang. Jam 14.00 Kereta Api meluncur menuju Solok. Suasana gerbong eksekutif alias VIP cukup nyaman meskipun kursi-kursi sofa yang empuk sudah tampak lusuh karena termakan usia. Bedanya di dalam gerbong ada meja, kamar mandi, karpet, AC, dan satu gerbong isinya cuma kami satu keluarga. Sepanjang perjalanan penuh dengan canda tawa mesra :D

Pemandangan Danau Singkarak dari gerbong kereta
danau singkarak
Pukul 16.00 kami sampai kembali ke Kota Solok, sungguh pengalaman sederhana yang menarik dan patut buat kalian coba. J

Minggu, 28 April 2013

Mengenal Sistem Casemix di Indonesia

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengikuti acara Forum Informatika Kesehatan Indonesia (FIKI) 2013 di Hotel Patra Jasa Semarang. Hal yang menarik adalah acara field trip yang dilakukan ke RSUP dr. Kariadi Semarang (22 April 2013). Di sana ada penjelasan oleh pihak RSUP mengenai implementasi sistem case-mix dalam reimbursement pelayanan kesehatan di RSUP dr.Kariadi Semarang. RSUP ini merupakan salah satu RS yang sukses dalam pelaksanaan pembiayaan reimburse dan menjadi percontohan di Indonesia.

Implementasi sistem casemix berkaitan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mampu mengcover pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat di Indonesia tanpa terkecuali. Desain penyelenggaraan JKN adalah sebagai berikut:

Desain Penyelenggaraan JKN

Casemix adalah salah satu bentuk pembiayaan pelayanan kesehatan retrospektif dimana tarif sudah ditaksir dan ditentukan di awal sebelum tindakan. Casemix berkaitan dengan klasifikasi episode perawatan. Sistem casemix di Indonesia disebut dengan INA CBG’s.

Kekurangan INA CBG’s antara lain:
  1. Code creep: pemberi pelayanan kesehatan bisa melakukan upcoding dan decoding 
  2. Underprovide services: pasien dipulangkan lebih awal 
  3. Meningkatkan admisi yang tidak perlu: memungkinkan pasien dirawat kembali dengan penyakit yang sama 
  4. Terdapat tarif yang masih rendah untuk beberapa kasus 
  5. Kurang mengakomodir kasus kronik, sub akut, special prosedur, investigation, and drugs 
  6. Tarif tidak sama di setiap kelas RS 
  7. Pemberian dan pembagian jasa medic berbeda dengan fee for services
Penerapan casemix di RSUP dr.Kariadi baru dilaksanakan di pelayanan kelas III RS, sementara itu kelas I dan II masih menggunakan system prospektif payment fee for services, yaitu tarif mengikuti biaya yang dikeluarkan. Untuk mendukung pelaksanaan casemix, verifikator jamkesmas memiliki ruangan satu atap dengan billing system.

Menurut center for casemix RSUP dr.Kariadi, permasalahan dalam pelaksanaan casemix antara lain:
  1. Kepesertaan: data yang berbeda antar identitas 
  2. Kelengkapan dokumen 
  3. Kelengkapan RM 
  4. Billing dan RM terpisah
Beberapa cara mengatasi hambatan tersebut adalah:
  1. Menata sistem pelayanan RM dan administrasi klaim. 
  2. Peningkatan efisiensi pelayanan. 
  3. Implementasi casemix dengan konsep aplikasi multi client dan jaringan integrasi dari entri data sampai dengan verifikator

Minggu, 31 Maret 2013

One Day Tour Yogyakarta: Malioboro, Mirota Batik, dan Rumah Pohon

Masih dalam rangka tour mama dan kakak di Jogja, pada hari ini adalah shopping day nya buat mama dan kakak. Pada pagi hari saya ajakin ke pasar bringharjo, trus belanja batik ekskusif di mirota batik. Selain mengandalkan batik yang berkualitas, di sini juga jual accesoris seperti kalung, gelang, anting, dan cincin kerajinan khas Jogja. Sambil menunggu mama dan kakak belanja, saya foto-foto dulu deh di tempat belanja unik ini.


Mirota batik memiliki ciri khas desain bangunan jogja tempo dulu. Terdiri dari tiga lantai: lantai satu menjual batik dan aneka minuman traditional, lantai dua menjual aksesoris khas jogja, dan lantai tiga merupakan café. Pada hari sabtu dan minggu, lantai 3 digunakan sebagai tempat cabaret show. Di pintu masuk terdapat kereta kencana besar, pas masuk toko ada beberapa patung orang berpakaian jawa. Di dekat ruang ganti pakaian, sengaja dibakar dupa khas jawa. Hal menarik adalah ada atraksi ibu-ibu yang sedang membatik di tengah-tengah ruangan lantai satu. Lumayan menghibur, selingan sambil berbelanja.


Puas belanja, saya ajakin mama dan kakak makan siang di Rumah Pohon. Yup resto khas Jogja yang menyediakan tempat makan yang tinggi dan bertingkat-tingkat di antara pohon yang gede. Di lantai paling atas kita bisa foto-foto, melihat gunung merapi, dan menikmati jogja dari ketinggian. Kali ini kami pesan nasi goreng dan sup buntut. Rasanya biasa aja sih menurut saya, dengan harga yang relatif mahal. Namun pelayanannya patut diacungi jempol. Si mas-mas sangat ikhlas melayani permintaan kami buat foto-foto. Tempat unik dengan pelayanannya yang sangat friendly.


Tips:
  1. Sebaiknya belanja di mirota batik tidak pada akhir minggu karena ruame banget
  2. Waktu terbaik ke rumah pohon sebelum jam 4 sore karena lewat jam itu, lantai atas tempat melihat panorama gunung merapi sudah ditutup

Sabtu, 30 Maret 2013

One Day Tour Yogyakarta: dari Candi Borobudur hingga Pantai Parangtritis

Minggu ini saya senang banget, mama dan kakak saya datang berkunjung ke Yogyakarta, Welcome to Jogja Darlings :*. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan buat quality time bersama mereka. Saya sudah bikin itinerary wisata yang wajib kami kunjungi, ga lucu kan udah jalan jauh-jauh ke kota wisata tapi tidak ngapa-ngapain. Sayang dua hari pertama saya tidak bisa maksimal mendampingi mama dan kakak karena masih ada kuliah. Nah pas hari ketiga dan keempat jadwal kuliah free jadi bisa full day tour with momma and sista.

Pada pagi hari, setelah sarapan lotek favorit saya di dekat kampus, kami cuss ke candi Borobudur, salah satu warisan budaya dunia yang sudah diakui UNESCO. Candi ini adalah candi buddha terbesar di dunia yang sekilas mirip piramida, mengerucut ke atas. Dibangun pada abad ke 9 tahun 824, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Kawasan Borobudur memiliki luas 123 meter persegi dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. Bangunan ini penuh dengan ukiran batu dan relief-relief sarat nilai historis.


HTM ke kawasan Borobudur untuk wisata lokal Rp 35.000/orang. Seperti biasa selama di lingkungan candi Borobudur, kami harus mengenakan sarung batik yang sudah disediakan pihak wisata. Kami pun mulai menjelajahi candi mulai dengan naik kereta wisata mengelilingi halaman lingkungan candi Borobudur. Sangat asri dan tertata dengan baik. Ternyata di kawasan ini ada penangkaran gajah juga lo. Naik kerata wisata ini hanya Rp 5.000/orang per putaran.

Setelah puas naik kereta wisata, kami mulai menaiki dan menjelajahi Candi Borobudur hingga ke puncaknya. YEAY mama hebat deh, kuat menaiki candi sampai puncak. Di sini kami sempat berbincang sama security disana, kata mas-mas nya, sekarang sudah dilarang buat manjat dan duduk di dekat stupa. Hal ini bertujuan untuk menjaga keawetan stupa tersebut. Oia, jangan lewatkan untuk berfoto di taman rumput sebelum sampai di candi Borobudur ya, beautiful!! Setelah puas foto-foto, kami turun melewati pintu Selatan. Waktunya melanjutkan perjalanan.



Setelah makan siang di resto ikan bakar, kami menuju pantai parangtritis, pantainya nyi roro kidul. Waktu tempuh sekitar 2 jam. Jam 4 sore kami nyampe sini dan langsung naik bendi yang ditarik oleh seekor kuda. Keren juga si kuda tidak takut air dan ombak gede. Kami diajak menyusuri pantai parangtritis dan berhenti di tempat yang banyak batu karangnya. Cukup sepi dan bagus buat foto-foto. Si Bapak supir bendi tau aja kalau kami suka foto-foto. Cheerss… Tak lama, semburat cahaya kemerahan Nampak dari balik awan. Ya, sang surya mulai tenggelam!! Konon sunset di parangtritis adalah salah satu yang terbaik di Jogja. Tidak salah memang, pemandangannya sungguh menawan.




Setelah menikmati indahnya sunset dan sensasi deburan ombak di Parangtritis, kami kembali pulang ke Jogja. Malam hari ini setelah mandi dan bersih-bersih, ternyata cape belum menghampiri. Akhirnya saya ajakin mama, kakak, dan teman-teman kosan buat makan keluar sekalian rayain ultah kakak saya hari ini. Yihiii Happy Birthday Sista \(^,^)/.. Kami makan di Restoran Pendopo Ndalem, masih di kawasan Keraton Jogja. Resto ini unik karena menyajikan makanan jajanan jalanan khas Jogja dalam tempat yang eksklusif. Harganya lebih mahal dari tempat lain, namun suasana Jogjanya benar-benar dapet.



Well hari ini bahagia luar biasa!! kalian  musti cobain ya..:)

Tips:
  1. Jangan lupa bawa topi, payung, atau pelindung kulit dan kepala, karena cuaca di Borobudur sering panas
  2. Sebaiknya tidak datang pada hari waisak, karena biasanya ada acara rohani di Borobudur, jadi tidak bisa menjelajahi candi
  3. Jika mau jalan-jalan sembari menambah pengetahuan sejarah Borobudur, sebaiknya menggunakan jasa tour guide yang sudah tersedia atau googling di internet dulu kalau mau hemat
  4. Jaga stamina anda, karena bakal melakukan perjalanan panjang dari pintu masuk menuju pintu keluar Borobudur yang harus melewati pasar pusat oleh-oleh yang lumayan panjang.


Selasa, 05 Maret 2013

The Uniquely of The House of Raminten..

Siang menjelang sore ini saya pengen makan-makan di House of Raminten. Tempat makan dengan suasana tradisional khas jogja yang sangat kental, mulai dari dekorasi, properti, dan menunya. Menurut saya suasananya mistis gitu karena ada bau-bau dupa yang sengaja dibakar. Di pintu masuk ada Kereta Kencana megah yang sepertinya udah berumur puluhan atau ratusan tahun lalu. Tempatnya lumayan nyaman untuk nongkrong lama-lama di siang dan sore hari. Tapi kalau malam saya merasa parno dan horror sendiri, hehe.



Pertama masuk, kita langsung disambut pelayan dengan kostum jawa, yang cowo pakai sejenis rompi, dan yang cewe pake sejenis kemben khas jowo. Bau kemenyan langsung merasuk hidung, soalnya emang sengaja dibakar di dekat entrance. Oia kali ini saya mengunjungi House of raminten di daerah Kotabaru, Yogyakarta. Ada dua lantai, dan bisa milih mau lesehan atau pake kursi dan meja makan. Kali ini saya dan teman-teman milih lesehan di lantai dua. Dari sini mata kami langsung bisa memandangi jalanan depan.

Menu pesanan saya kali ini adalah ayam koteka, nasi putih, dan es krim bakar. Menu di sini emang terkenal dengan nama dan tampilan yang unik-unik. Makanya saya selalu penasaran pengen coba, hehe. Sambil menunggu pesanan, saya ke toilet sebentar. Seperti yang saya duga, toiletnya unik juga, mulai dari pintu hingga property, seperti gayung yang terbuat dari batok kelapa. Yang bikin saya tidak pernah lupa adalah di seberang toilet tampak seekor kuda yang dikandangin. Kudanya terlihat bersih macho tinggi warna cokelat. Huhu saya tidak berani komentar macam-macam.

Oke pesanan saya datang, ada ayam koteka dan es krim bakar. Tampilan ayam kotekanya bener-bener unik, ayam yang sudah ditumbuk kasar dicampur telor, kemudian dimasukkan dalam bilah bambu kecil terus dimasak. Sekilas mirip koteka sih, hihi. Rasanya unik, lumayan enak dan ludes saya makan sama nasi putih (dasar rakus, HAHAHA). Selanjutnya saya coba es krim bakar, apanya yang dibakar ya? Ooo ternyata yang dibakar adalah roti lapisan terbawah es krim. Jadi es krim ini terdiri dari roti bakar yang dikasi es krim diatasnya, ada rasa cokelat dan stroberi. Kemudian dikasi roti lagi, kacang merah, sirup, susu kental manis, dan parutan keju. Harus segera diabisin soalnya es krim yang satu ini cepat meleleh.



Setelah nongki beberapa saat dan foto-foto, akhirnya kami pulang dengan perut kenyang dan next saya bakal ke tempat unik lagi deh kapan-kapan. Hehe. Wajib dicoba buat yang lagi travelling ke Jogja, soalnya di sana juga jual makanan khas jogja seperti nasi gudeg, sego kucing, dan wedang. Di pintu masuk juga dijual bakpia raminten. Uniknya bakpia ini karena ukurannya yang unyil, setengah kali lebih kecil dari bakpia kebanyakan.

Rate:
The House of Raminten : 4/5
Ayam koteka : 3,6/5
Es krim bakar : 3,6/5