Minggu, 30 November 2014

Epi Info untuk Pemetaan Kesehatan

Epi Info adalah paket perangkat lunak epidemiologi yang dikembangkan oleh Center for Disease and Prevention (CDC) USA bekerja sama dengan WHO. Epi Info adalah tools (aplikasi) sederhana yang memungkinkan pengembangan secara cepat instrumen untuk pengumpulan dan analisa data, visualisasi, dan pelaporan menggunakan metode-metode epidemiologi.

Kelebihan aplikasi Epi Info antara lain:
  1. FREE, dapat digunakan secara gratis (public domain). Epi Info versi 3 bisa didownload di: http://www.cdc.gov/epiinfo
  2. USER FRIENDLY, dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki dokter, perawat, epidemiologist, dan tenaga kesehatan masyarakat lainnya yang belum menguasai IT
Tampilan halaman depan Epi Info versi 3
Fasilitas yang dimiliki oleh Epi Info meliputi seluruh kegiatan yang dibutuhkan oleh seorang epidemiologist atau mereka yang terlibat dalam kesehatan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
  1. Make View, digunakan untuk mendesain kuesioner. Suatu proyek biasanya dimulai dengan menggunakan Modul Make View untuk menyusun form atau kuesioner survei, sekaligus secara otomatis membuat basis data.
  2. Enter Data, digunakan untuk memasukkan (entry) informasi yang diperoleh dari hasil survei ke dalam basis data.
  3. Analyze Data, merupakan program untuk melakukan analisis statistik dan laporan, serta membuat grafik dari data yang telah dimasukkan melalui Modul Enter Data.
  4. Epi Map, digunakan untuk membuat peta Sistem Informasi Geografis (SIG) dan menumpangsusunkan data survei pada peta tersebut.
  5. Epi Report, digunakan untuk menyusun presentasi dari hasil temuan.
Kali ini saya ingin membahas khusus mengenai Epi Map, karena menurut saya modul ini cukup rumit dibandingkan modul lain yang bisa dipelajari sendiri dengan cara learning by doing. Bagi yang tertarik mencoba, bisa langsung download file berikut ini:

Sabtu, 29 November 2014

Ketika Tak Ada Alasan Lagi untuk Tidak Menyantap Bebek

Kali ini saya mau bahas mengenai kuliner bebek. Saya tertarik karena tidak semua orang yang suka makan bebek, khususnya keluarga saya. Padahal bebek memiliki nilai gizi yang tinggi. Kualitas telurnya sangat bagus. Dagingnya lembut karena mengandung banyak lemak. Ups jangan buru-buru kuatir karena lemaknya tidak separah lemak pada minyak goreng maupun jeroan. Menurut National Nutrition Database Department of Agriculture USlemak jenuh dalam daging bebek sebanyak 33%, lemak tak jenuh mencapai 62%, sementara lemak tunggal asam linoleat sebanyak 40% (Conis, 2011). Komposisi ini tidak berlebihan dan baik untuk mencukupi kebutuhan lemak sehari-hari.

Selain kaya lemak, bebek memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu 21,4 gram protein dari 100 gram berat total. Kandungan ini lebih tinggi daripada protein yang dimiliki ayam (Srigandono, 1997). Daging bebek juga kaya akan vitamin dan mineral, sehingga memiliki banyak manfaat. Beberapa diantaranya adalah: menjaga kerja otot dan tekanan darah, mencegah anemia, anti oksidan, dan membantu kerja sistem metabolisme tubuh. Buat para wanita bisa mempercantik kulit tubuh dan wajah. Buat para pria, makan bebek dapat menambah vitalitas lo, hehe.

Pada suatu siang ketika masih stay di Jogja, teman saya mengajak makan bebek. Namun karena keluarga saya tidak doyan bebek (baca: Mama) jadi nyaris tidak pernah ada menu bebek yang mampir di meja makan. Haha, selama ini doktrin dalam pikiran saya bebek itu amis, ga enak, ga banget gitu deh. Teman saya pantang menyerah juga, mereka bilang kalau ini adalah salah satu santapan bebek terenak di Jogja. Hemm saya jadi penasaran. Akhirnya kami meluncur ke TKP.

Namanya ‘Bebek Goreng H. Slamet’. Lokasi udah banyak dimana-mana, namun kali ini saya makan di Jl.Affandi, Gejayan. Bukanya dari jam 9 pagi sampai malam. Namun biasanya sore udah tutup karena sudah habis. WOW! Tempatnya lumayan nyaman, disain minimalis, dua lantai, ada kursi dan lesehan. Sangat cocok buat keluarga. Setelah menunggu tidak terlalu lama, pesanan datang. Bebek goreng yang sudah dipotong-potong untuk satu porsi lengkap dengan sambel bawang dan lalapan. Waktunya mencoba.. HAPP..

Bebek Goreng H.Slamet
Ternyata daging Bebek emang enak ya, lembut, bumbunya juga nikmat, ketika dicocol dengan sambel mentah, nyammmm… surge dunia. Hahaha. Sangat pas dinikmati dengan nasi pulen yang panas. Sejak saat itu saya tidak parno lagi sama yang namanya bebek. Walaupun harganya relatif lebih mahal daripada ayam goreng, sekitar Rp 16.000 untuk satu porsi, tapi menawarkan cita rasa yang berbeda, dagingnya lebih legit dan empuk. Ternyata lagi, tidak semua masakan bebek yang enak. Saya pernah mencoba bebek dengan rasa amburadul, tepatnya dipinggir jalanan Solo. Dagingnya nyaris ga bisa digigit, seperti menggigit karet deh. Ampuunn…

Pengalaman tersebut tidak membuat saya trauma-trauma amat sih. Kalau dimasak dengan teknik dan bumbu yang tepat, daging bebek akan terasa sangat nikmat. Setelah stay lagi di Ranah Minang Sumatera Barat, saya jadi penasaran pengen coba bebek olahan urang awak. Olahan bebek yang sangat popular adalah 'Itiak lado ijau' khas Bukittinggi. Itiak lado ijau artinya adalah bebek sambel lombok ijo. Bebek goreng yang dilumuri dengan sambel hijau yang sudah penuh bumbu khas Minang.

Itiak lado ijau
Akhirnya saya dapat kesempatan mencicipi Itiak Lado Ijau di Bukittinggi, tepatnya di RM Itiak Lado Ijau dekat Ngarai Sianok. Tempatnya cukup bagus dengan view pemandangan Ngarai Sianok yang sangat indah. Hawa Bukittingi yang dingin membuat perut semakin lapar. Setelah pesanan datang, Kami langsung makan HAP HAP! Subhanallah,bangga deh jadi anak Minang, HAHAHA, bumbunya enak banget, daging bebeknya juga empuk, pas sekali dimakan dengan nasi dari bareh solok. :D Walaupun begitu harga menu bebek disini emang lebih mahal ketimbang di Jogja, sekitar Rp 30.000 untuk satu porsi, tak mengapa karena potongan dagingnya yang cukup besar dan rasanya yang Mak Nyoss.

Sebenernya saya masih penasaran buat mencoba satu lagi kuliner bebek yang sangat terkenal, baik di Indonesia maupun Dunia, Yupp Bebek Peking!! Kapan-kapan saya akan review di sini. :D

Rate:
Bebek Goreng H.Slamet : 4/5
Itiak Lado Ijau Ngarai Sianok : 4/5


Reference:
Conis, Elena. 2011. Pour on the Duck Fat, in Moderation. Los Angeles Times: Los Angeles. http://articles.latimes.com/2011/mar/27/health/la-he-nutrition-duck-fat-20110320
Srigandono, B. 1996. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta 

Kamis, 27 November 2014

Nasi Goreng Cumi vs Nasi Goreng Udang

Dalam dua minggu ini, saya mencicipi dua nasi goreng yang belum pernah saya coba sebelumnya. Kebetulan sekali keduanya adalah nasi goreng seafood, pertama khusus udang, dan satu lagi cumi. Nasi goreng udang alias nasi goreng seafood (nama menunya) saya coba di Resto Pelangi, Jl. Ratulangi, Makassar. Sementara nasi goreng cumi alias nasi goreng canggi (nama menunya) saya coba di Resto Goldena, Jl. Permindo, Padang. Jika dilihat dari segi lokasi dan tampilan resto, keduanya cukup strategis dan ramai dikunjungi pembeli. Suasananya sama-sama sederhana, tidak ada alunan musik. Sepertinya benar-benar mengandalkan cita rasa dan loyalitas pembeli.

Nah, berikut tampilan nasi goreng udang alias nasi goreng seafood ala resto pelangi: Warnanya merah merekah!! HEHE. Baru kali ini liat nasi goreng semerah itu, berasal dari warna saos sambel, dan tanpa kecap. Mungkin di Makassar sudah biasa kali ya. Plattingnya sangat sederhana, nasi goreng dikasi telor ceplok di atasnya, si udang keliatan malu-malu diantara nasi. Waktunya makan.. HAP! Wow rasanya enak juga, tapi saya tidak tau nasi gorengnya pakai bumbu apa, karena tidak ditemukan irisan bawang merah, bawang putih, maupun daun bawang di nasi gorengnya. Sepertinya bumbu rahasia. :D Udangnya segar dan lembut, menyatu dengan bumbu nasi goreng, mungkin karena restonya tidak terlalu jauh dari pantai.

nasi goreng udang alias nasi goreng seafood
Kemarin saya mencoba nasi goreng cumi alias nasi goreng canggi ala Resto Goldena, dari segi tampilan, yang ini lebih menggoda menurut saya. Warna nasi gorengnya standar nasi goreng kebanyakan, yang menarik adalah telur yang dipakai adalah telur puyuh, kemudian diberi daun selada, irisan tomat, bakso, ayam suwir, dan kerupuk. Tidak lupa cumi yang udah tercampur rata dengan nasi goreng. Lebih meriah ketimbang nasi goreng udang. Bikin pengen segera melahapnya. Waktunya makan.. NYaamm.. Hmm menurut saya rasanya biasa aja sih, standar. Sambelnya juga kurang matching dipadankan dengan nasi goreng, lebih cocok untuk sambel soto. Dari segi cita rasa sepertinya nasi goreng udang lebih unggul.

Nasi goreng cumi alias nasi goreng canggi
Jika dilihat dari segi porsi, hampir sama, sama-sama porsi jumbo, hehe. Walaupun dari cita rasa nasi goreng udang lebih unggul, Namun dari segi harga, nasi goreng udang rp 24.000, lebih mahal daripada nasi goreng cumi rp 16.000. Harga yang pantas untuk cita rasa yang ditawarkan. Selamat mencoba. :)

Rate:
Nasi Goreng Seafood alias udang: 4/5
Nasi Goreng Canggi alias cumi: 3/5

Minggu, 23 November 2014

Kuliner Daging Penuh Rempah ala Makassar

Kali ini saya berkesempatan lagi mengunjungi Kota Daeng di Selatan Pulau Sulawesi, yaitu Kota Makassar. Selain terkenal dengan pantai losari, kota ini memiliki kuliner yang populer di Indonesia, terutama yang berbahan dasar daging-dagingan seperti coto, konro, dll. Sebagian besar kuliner ini dimakan dengan sambal khas makasar yang berwarna oranye, sambal rawit, dan perasan air jeruk nipis.
sambal khas makassar
Agar tidak membuat hipertensi, menambah kolesterol dan lemak ditubuh, sebaiknya makan kuliner ini cukup satu porsi dan diimbangi dengan olahraga teratur. Selama beberapa hari ini saya ditemani teman saya yang anak Makassar mencoba menjajal kulineran paling lezat dan top di Kota ini. Bagi pecinta kuliner, yuk intip ulasannya.

1. Coto Makassar

Kalau ke Makassar kurang lengkap rasanya tanpa mencicipi coto makassar. Coto ini adalah makanan berkuah yang berisi irisan daging sapi/kerbau serta jeroannya (optional). Istimewanya coto adalah bumbu kuah kaldu yang gurih penuh dengan rempah seperti ketumbar, jintan, merica, bawang putih, serai, lengkuas, daun salam, dan kacang tanah yang dihaluskan. Keistimewaan lain adalah daging coto yang direbus dengan air beras sehingga daging terasa nikmat dan empuk.

Ada dua tempat coto favorit yang sempat saya kunjungi, yaitu Coto Parraikatte dekat kampus Unhas, dan Coto Gagak di jl.gagak. Suasana tempat makan di coto gagak lebih nyaman ketimbang coto parraikatte, namun soal rasa bisa diadu. Cita rasa kedua coto relatif sama enaknya, apalagi setelah ditaburi irisan seledri dan bawang goreng, tidak lupa sedikit perasan jeruk nipis, beuh!! Perbedaan lain adalah  masing-masing memiliki aroma yang khas. Kalau diperhatikan, kuah coto gagak berwarna sedikit lebih cokelat ketimbang coto parraikate.

coto makassar parraikatte dengan buras

coto makassar gagak dengan ketupat
Sebagai penyuka sambel, saya selalu menambah sambal oranye serta sedikit kecap pada mangkuk saya. Sangat cocok dimakan panas-panas pas cuaca dingin. NYUMMY.. Coto akan lebih nikmat jika dimakan dengan ketupat dan buras. Buras adalah olahan beras yang dimasak bersama air santan dan dibungkus daun pisang. Kebayangkan nikmatnya buras dicampur dengan kuah coto? gurih-gurih mantap. HEHEHE. Namun sayang saat mengunjungi coto gagak saya tidak menemukan buras. Tak mengapa karena masih ada ketupat dan citarasa kuah yang mantap membuat saya melahap kuah coto hingga tetes terakhir XD.

Rate:
Coto Parraikatte: 3,8/5
Coto Gagak: 4/5

2. Pallu basa

Pallu basa berasal dari kata pallu yang berarti makanan dan basa yang berarti basah, jadi pallu basa adalah makanan yang berkuah. Tampilannya tidak jauh beda dengan coto, irisan daging sapi dan jeroan yang disiram kuah kaldu penuh rempah. Dimakan dengan sambel khas makassar, kecap (optional) dan tentunya sedikit air jeruk nipis. Rasanya sedikit berbeda karena perbedaan takaran bumbu yang diberikan. Selain itu warna kuah pallu basa sedikit lebih kuning ketimbang coto yang agak cokelat.

Kali ini saya mencicipi pallu basa di pinggir jalan perintis menuju kabupaten maros. Hal menarik pada menu ini adalah pallu basa dimakan dengan taburan parutan kelapa yang sudah disangrai. Pertama mencicipi, lidah saya langsung bergoyang, perpaduan rasa gurih yang sempurna!! Namun sayang rasa dagingnya tidak senikmat daging coto yang saya makan sebelumnya. Selain cita rasa, perbedaan pallu basa dan coto adalah partner makannya. Berbeda dengan coto yang dimakan dengan ketupat, pallu basa biasa dimakan dengan nasi, seperti partner makan soto-soto yang tersebar di nusantara.
Rate: 3/5

3. Konro Bakar

Malam terakhir sebelum pulang ke Padang, saya diajakin makan konro bakar. Konro artinya tulang, kebanyakan yang diolah adalah tulang iga yang terkenal kelezatannya. Setelah hujan reda kami menuju tempat makan konro bakar paling hits, konro karebosi. Di sekitaran tempat ini banyak sekali warung-warung yang menjual konro, teman saya memilih tempat yang (katanya) memiliki konro paling Mak nyoss.

Suasana tempat makan konro karebosi relatif nyaman dengan fasilitas dua lantai, pelayannya juga cukup ramah. Setelah makanan tersaji di meja, aroma rempah khas Indonesia langsung tercium, tampilannya sangat menarik, daging iga yang dibakar dengan bumbu-bumbu rempah kemudian disiram kuah kacang. Kali ini kami juga pesan kuah sop konro karena menurut teman saya perpaduan dua menu ini menghasilkan citarasa yang joss. Setelah menunggu agak lama, akhirnya pesanan datang.
konro bakar, sup konro, dan nasi putih

konro bakar karebosi
Sebelum makan, saya menambahkan sambel oranye, kecap, dan air perasaan jeruk nipis pada konro saya. Pertama mencicipi, daging iganya sangat empuk dan bumbunya terasa sampai ke daging. Kuah kacangnya sangat pas di lidah saya, ketika konro dimakan dengan nasi dan kuah sop, Nyaamm... ini adalah salah satu makanan terenak yang pernah saya coba. Entah laper atau karena habis hujan atau emang bener-bener enak, mulut saya tak berhenti berkunyah hingga konro ludes di piring XD.

Rate: 4/5

4. Mie Titi

Mie Titi adalah kuliner khas makassar dengan bahan dasar mie kuning yang telah direbus dan digoreng kering kemudian disiram dengan kuah kental. Dagingnya dimana? Nah dagingnya ini ditemukan pada campuran kuah kental berbahan dasar tepung maizena ini. Kebanyakan yang dipakai adalah daging ayam yang diiris-iris. Campuran lain adalah udang, bakso, dan sayur sawi hijau disertai sedikit perasan jeruk nipis.

Ada dua tempat makan mie titi yang saya kunjungi, pertama mie titi perintis di jalan perintis, dan kedua adalah mie titi awa yang sudah memiliki banyak cabang yang tersebar di Makassar. Dari segi tempat dan tampilan penyajian makanan, mie titi perintis lebih unggul. Desain tempatnya modern minimalis membuat pengunjung betah berlama-lama disana. Begitupula tampilan mie titi yang ciamik. Namun dari segi cita rasa, mie titi awa lebih unggul. Aroma dan cita rempahnya lebih terasa. Hal menarik adalah mie titi awa dimasak di atas bara api sehingga bau asapnya menambah kekhasan rasa.
mie titi perintis

mie titi awa
Bagi penyuka pedas, mie titi cocok dimakan dengan tambahan sambel oranye dan sambel rawit khas makassar yang diberi air cuka. Tidak lupa tambahkan kecap (optional) dan dimakan panas. Kriuk kriuk.. Sungguh menggugah selera :D.

Rate:
Mie titi perintis: 3,5/5
Mie titi awa: 4/5