Selasa, 30 Desember 2014

Outlook Kebijakan dan Manajemen Kesehatan 2015

Tadi pagi saya ikut menghadiri acara diskusi aktual dengan tema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Menuju Universal Coverage 2019: Pelayanan Kesehatan Daerah Maju Kontra Daerah Tertinggal. Hal yang menarik bagi saya adalah diskusi sesi pertama antara FKM Unand Kota Padang dengan PKMK FK UGM Yogyakarta online menggunakan layanan webinar. Senang rasanya bisa melihat paparan dosen saya di UGM dulu, sebut saja dr. Yodi Mahendradinata, Prof. Laksono Trisnantoro, dan dr. Mubasyir Hasanbasri.



Prof. Laksono Trisnantoro memaparkan mengenai outlook sektor kesehatan indonesia tahun 2015 dalam perspektif pemerataan. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di Indonesia masih belum tersebar merata. Terjadi peningkatan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang signifikan namun kebanyakan hanya di daerah Jawa, sehingga daerah maju akan semakin maju dan daerah tertinggal belum bisa mengejar perkembangan daerah maju.

Menghadapi tantangan tidak meratanya pelayanan kesehatan 2015, perlu diantisipasi beberapa usaha penting:
  1. Analisis data klaim 2015. Perlu segera dianalisis penyebaran pasien BPJS di kelas RS dan penggunaan rasio klaim.
  2. Kebijakan BPJS dan JKN perlu dikaji secara rinci, mulai dari Undang-Undang sampai dengan peraturan operasional.
  3. Kemenkes dan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang mampu harus merencanakan berbagai belanja investasi untuk infrastruktur kesehatan dan pengembangan SDM kesehatan.

Selanjutnya Prof. Laksono menyarankan tindakan yang perlu dikerjakan pemerintah, yaitu:
Secara Jangka Pendek:
  1. Kemenkes dan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang mampu bertugas menyediakan fasilitas kesehatan primer dan rujukan serta Sumber Daya Manusia (SDM)
  2. Diperlukan dana cepat untuk pengiriman tenaga-tenaga kesehatan secara team dalam pelayanan primer dan rujukan di berbagai daerah pinggiran Indonesia sesuai pernyataan nawacita (sembilan cita-cita Jokowi-JK)
Secara Jangka Panjang:
  1. Kemenkes perlu menekankan mengenai tindakan preventif dan promotif. Efek keberhasilan tindakan ini tidak instan tapi jangka panjang.
  2. Kemenkes terus merencanakan dan negosiasi untuk biaya modal dana investasi secara berkelanjutan di tahun 2015-2019 agar keseimbangan antara daerah terpencil/KTI dengan Jawa dan daerah barat dapat semakin dikurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar